21 November 2024

KHUTBAH PERTAMA

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ المَلِكِ المُقَدِّرِ، اَلْعَزِيْزِ الْمُدَبِّرِ؛ لَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُنْ لَهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ وَلِيٌّ مِنَ الذُّلِّ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ؛ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ؛ خَيَّرَهُ رَبُّهُ أَنْ يَكُوْنَ مَلِكًا نَبِيًّا، أَوْ عَبْدًا نَبِيًّا، فَاخْتَارَ النُبُوَّةَ مَعَ العُبُوْدِيَّةِ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ

فَقَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan berislam.

وَقَالَ تَعَالَى: إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا. الأحزاب: 72

Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu sangat dzalim dan sangat bodoh. (QS. Al-Ahzab: 72)

Jamaah Shalat Jum’at hafidzakumullah

Allah SWT memperingatkan kita untuk tidak meminta kekuasaan dengan tujuan duniawi karena hisab penguasa sangatlah berat kelak di akhirat. Nabi Muhammad SAW bersabda:

مَا مِنْ رَجُلٍ يَلِي أَمْرَ عَشَرَةٍ فَمَا فَوْقَ ذلِكَ؛ إِلَّا أَتَاهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ؛ مَغْلُوْلًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَدُهُ إِلَى عُنُقِهِ: فَكَّهُ بِرُّهُ، أَوْ أَوْبَقَهُ إِثْمُهُ: أوَّلُهَا مَلَامَةٌ، وَأَوْسَطُهَا نَدَامَةٌ، وآخِرُهَا خِزْيٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Tidak ada seorang yang menjadi pemimpin bagi sepuluh orang atau lebih kecuali Allah akan mendatangkannya pada hari kiamat dalam keadaan tangannya terikat sampai lehernya, entah kebaikannya yang akan melepaskannya atau dosanya yang akan membinasakannya. Awal kepemimpinan itu celaan, pertengahannya penyesalan, dan akhirnya adalah kehinaan pada hari kiamat. HR Ahmad.

Akan tetapi kebanyakan manusia sekarang malah saling berlomba-lomba untuk memperoleh kekuasaan atau jabatan demi kepentingan duniawi. Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah RA dari Nabi SAW:

إِنَّكُمْ سَتَحْرِصُونَ عَلَى الْإِمَارَةِ وَسَتَكُونُ نَدَامَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَنِعْمَ الْمُرْضِعَةُ وَبِئْسَتْ الْفَاطِمَةُ

Kalian nanti akan rakus terhadap kekuasaan, padahal kekuasaan itu akan menjadi penyesalan di hari kiamat, ia adalah seenak-enaknya penyusuan (waktu menyusui) dan segetir-getirnya penyapihan (waktu menyapih).

Nabi Muhammad SAW berkata kepada Sahabat ‘Abdurrahman bin Samurah RA:

لَا تَسْأَلِ الإِمَارَةَ، فَإِنَّكَ إِنْ أُعْطِيْتَهَا عَنْ مَسْأَلَةٍ وُكِلْتَ إِلَيْهَا، وَإِنْ أُعْطِيْتَهَا عَنْ غَيْرِ مَسْأَلَةٍ أُعِنْتَ عَلَيْهَا

Janganlah minta kekuasaan. Jika kamu diberikan kekuasaan karena kamu memintanya, maka kamu akan ditelantarkan. Tapi jika kamu menerimanya tanpa memintanya, maka kamu akan ditolong di dalamnya. HR Bukhari.

Jika memang kita dicoba dengan kekuasaan tanpa ada usaha untuk memintanya, maka laksanakanlah, karena Allah akan menolong kita; dengan syarat, kita berlaku benar dan berbuat kebaikan. Akan tetapi, jika kita meminta bahkan berambisi untuk berkuasa karena kepentingan duniawi, atau untuk berlaku dzalim atas manusia, maka kekuasaan tersebut akan menjadi kehinaan dan penyesalan kita kelak di akhirat.

Jamaah Shalat Jum’at hafidhzakumullah

Namun demikian, jika seseorang melihat dirinya kuat dan terpercaya atau mempunyai kemampuan, maka ia diperbolehkan meminta kekuasaan dengan niat untuk memberikan maslahat kepada rakyat bukan untuk maslahat dirinya sendiri. Sebagaimana perkataan Nabi Yusuf AS:

قَالَ ٱجْعَلْنِى عَلَىٰ خَزَآئِنِ ٱلْأَرْضِ إِنِّى حَفِيظٌ عَلِيمٌ

Jadikanlah saya pengurus harta kerajaan. Sesungguhnya saya adalah penjaga yang terpercaya dan memiliki ilmu tentang perkara yang saya urusi. Yusuf: 55.

Dalam ayat di atas, Nabi Yusuf AS ingin memberi manfaat untuk umat dan menegakkan keadilan. Maka kembali kepada niatnya, jika seseorang ingin menolong agama Allah, menegakkan keadilan dan syariat Allah dan dia mampu untuk melakukannya, maka meminta kekuasaan tidak dilarang bahkan dianjurkan. Namun jika ia ingin mencari dunia dalam kekuasaan tersebut maka itu tidak diperbolehkan.

Karena itu, jangan sampai orang yang lemah dipilih menjadi pemimpin, karena ditakutkan dia tidak akan mampu menunaikan hak dan kewajiban di dalamnya. Apalagi jika orang-orang dzalim dipilih menjadi penguasa, maka marabahayanya akan menjadi lebih besar.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّخِذُوا الَّذِيْنَ اتَّخَذُوْا دِيْنَكُمْ هُزُوًا وَّلَعِبًا مِّنَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَالْكُفَّارَ اَوْلِيَاۤءَ وَاتَّقُوا اللّٰهَ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ. المائدة : ۵۷

Janganlah kamu menjadikan ahli kitab sebelum kamu dan orang-orang kafir (musyrik) sebagai pemimpinmu yang mana mereka membuat agamamu menjadi bahan ejekan dan permainan. Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu orang-orang beriman. (QS. Al-Maidah: 57)

Dalam Al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah disebutkan: Jika seseorang itu adalah satu-satunya yang mampu untuk memimpin, maka ia wajib meminta kekuasaan dan wajib didukung oleh para ulama. Jika ada banyak orang yang mampu memimpin, maka salah satu di antara mereka boleh meminta kekuasaan atau wajib dipilih salah satu di antara mereka. Bahkan jika tidak ada yang mau dipilih, maka harus dipaksa salah satu di antara mereka untuk menjadi pemimpin agar persatuan umat tetap terjaga. Jika ada orang yang lebih baik, maka makruh baginya untuk meminta kekuasaan. Apalagi jika ia merasa tidak mampu, maka haram baginya untuk meminta kekuasaan.

أَقُوْلُ مَا تَسْمَعُوْنَ، وَاسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ، اُدْعُوا رَبَّكُمْ يَسْتَجِبْ لَكُمْ

KHUTBAH KEDUA

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الْمُعِزِّ لِمَنْ أَطَاعَهُ وَاتَّقَاهُ، اَلْمُذِلِّ لِمَنْ خَالَفَ أَمْرَهُ وَعَصَاهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا وَسَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ: فاَتَّقُواْ اللّٰهَ يا أُولِى الاْلْبَـابِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ. وَقَالَ تَعَالَى: قُلِ اللّٰهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. وَقَالَ تَعَالَى: إِنَّ اللّٰهَ وَمَلٓائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً

اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ، اللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا هُدَاةً مُهْتَدِينَ، غَيْرَ ضَالِّينَ وَلاَ مُضِلِّينَ، سِلْماً لِأَوْلِيَائِكَ، حَرْباً عَلىَ أَعْدَائِكَ، نُحِبُّ بِحُبِّكَ مَنْ أَحَبَّكَ، وَنُعَادِي بِعَدَاوَتِكَ مَنْ عَادَاكَ، اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ سُلْطَانَنَا وَوُلَاةَ أُمُوْرِنَا، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ، وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

أَقِيْمُوا الصَّلَاةَ، إِنَّ الصَّلاَةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ، وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ، وَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *