23 November 2024

Oleh: Ustadz H. Saepul Anwar, M.Pd.

KHUTBAH PERTAMA

إنَّ الحمدَ لله نَحمدُهُ وَنَستَعِينُهُ ونَستَغفِرُه، وَنعوذُ بِالله مِن شُرورِ أنفسِنا وَ سَيِّئاتِ أعمالِنا مَن يَهدِ اللهُ فَلا مضلَّ لَه ومن يُضلِل فَلَن تَجِدَ لهُ وَلِيَّا مُرشِدًا، أشهَد أن لا إلهَ إلا اللهُ وَحدَهُ لا شَريكَ لهُ وَأشهَدُ أنَّ مُحَمّدًا عَبدُهُ ورَسُولُه بَلَّغَ الرِّسالةَ، وَ أدّى الأمانَةَ، وَ نَصَحَ الأمَّةَ، وَجاهَدَ فِى اللهِ حَقَّ جِهادِهِ حَتَّى أتاهُ اليَقِينُ. اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّم وَبارِك عَلَى سَيِّدِنا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِه وَصَحبِهِ وَمَن تَبِعَهُم بِإِحسانٍ إلى يِومِ الدِّينِ، أمَّا بَعد

فَيَا عِبادَ اللهِ أوصِيكُم وَنَفسِى بِتَقوَى اللهِ فَقَد فَازَ المُتَّقُونَ، قَال اللهُ تَعالى في كِتابِهِ العَزِيزِ: يا أيُّها الّذِينَ آمَنوا اتَّقُوا اللهَ وَلتَنظُر نَفسٌ مَا قَدَّمَت لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللهَ إنَّ اللهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعمَلُونَ، يا أيها الّذِينَ آمنوا اتَّقوا اللهَ وَقُولُوا قَولاً سَدِيدًا يُصلِح لَكُم أعمالَكُم وَيَغفِر لَكُم ذُنُوبَكُم وَمَن يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَد فازَ فَوزًا عَظِيمًا

Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah …

Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya ketakwaan. Dengan begitu, kita akan semakin mampu berpegang teguh dengan agama-Nya. Sehingga kita akan mendapatkan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat kelak.

Jama’ah Shalat Jum’at rahimakumullah,

Kepemimpinan pada hakikatnya adalah suatu ilmu dan seni, yaitu suatu kemampuan seseorang untuk dapat mempengaruhi seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan. Setiap orang pada hakikatnya adalah pemimpin, akan tetapi kekuasaan seseorang dalam mempengaruhi orang lain dalam mencapai tujuan antara orang yang satu dengan yang lain tidak sama. Di sinilah yang membedakan siapa yang sebenarnya pemimpin dan siapa yang bukan atau tidak pemimpin. Kepemimpinan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah kepemimpinan di mana seorang pemimpin tidak hanya berbicara, akan tetapi juga mampu memberikan teladan bagi yang dipimpinnya. Keteladanan lebih bermakna daripada banyak nasihat. Karena hal seperti ini sangat tidak disukai Allah.

Allah berfirman dalam Surat Ash Shaff (61) ayat 3:

كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ

Artinya: “Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.”

Jamaah sidang Jum’ah rahimakumullah.

Allah Subhanahu Wata’ala memperingatkan amatlah besar dosanya mengatakan atau menyanggupi sesuatu, tetapi ia sendiri tidak melaksanakannya, baik dalam pandangan Allah maupun dalam pandangan masyarakat.

Menepati janji merupakan perwujudan iman yang kuat dan budi pekerti yang agung, sikap yang berperikemanusiaan pada seseorang, menimbulkan kepercayaan dan penghormatan masyarakat. Sebaliknya perbuatan menyalahi janji merupakan perwujudan iman yang lemah, perangai yang jelek dan sikap yang tidak berperikemanusiaan, akan timbul saling mencurigai dan dendam kesumat di dalam masyarakat. Karena itulah agama Islam sangat mencela orang yang suka berdusta dan menyalahi janji. Agar sifat tercela itu tidak dipunyai oleh orang-orang beriman alangkah baiknya, menepati janji dan berkata benar itu dijadikan tujuan pendidikan yang utama diberikan kepada anak-anak di samping beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan melatih diri mengerjakan bentuk-bentuk ibadah yang diwajibkan.

Kepemimpinan yang harus diterapkan adalah kepemimpinan yang telah diteladani oleh Rasulullah yang telah menerapkan teori manajemen dengan sifat-sifat utamanya bahwa seorang pemimpin harus shiddiq (benar), amanah, tabligh dan fathanah.

Allah berfirman dalam Surah Al-Anfal (8) ayat 27:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.”

Jama’ah sidang Jum’ah rahimakumullah

Allah menyeru kaum muslimin agar mereka tidak mengkhianati Allah dan Rasul-Nya, yaitu mengabaikan kewajiban-kewajiban yang harus mereka laksanakan, melanggar larangan-larangan-Nya yang telah ditentukan dengan perantaraan wahyu. Dan tidak menkhianati amanat yang telah dipercayakan kepada mereka, yaitu mengkhianati segala macam urusan yang menyangkut ketertiban umat, seperti urusan pemerintah, urusan perang, urusan perdata, urusan kemasyarakatan, dan tata tertib hidup masyarakat.

Jadi dapat dikatakan bahwa kesadaran atas tanggung jawab serta melaksanakan kewajiban tersebut dengan maksimal (amanat) adalah salah satu pilar karakter yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.

Rasulullah SAW bersabda;

قَالَ أَنَسْ: مَا خَطَبَنَا رَسُوْلُ الله ِصَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَّا قَالَ: “لَا إِيْمَانَ لِمَنْ لَا أَمَانَةَ لَهُ، وَلَا دِيْنَ لِمَنْ لَا عَهْدَ لَهْ” رواه أحمد

Dari Anas bin Malik, Rasulullah pada setiap khutbahnya bersabda: “Tidak beriman orang yang tidak dapat menjaga amanah dan tidak beragama orang yang tidak menepati janji.” (HR. Ahmad)

آيَةُ المنَافِقِ ثَلَاثٌ، إِذَا حَدَّثَ كَذَّبَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ. رواه مسلم

Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga, apabila menuturkan kata-kata ia berdusta, dan apabila berjanji ia menyalahi, dan apabila diberi kepercayaan ia berkhianat. (HR. Muslim)

Dari penjelasan di atas jelaslah rambu-rambunya bahwa seorang pemimpin dalam kepemimpinannya juga harus disertai tanggung jawab dan mempu membangun atau mendorong atau memotivasi bawahannya untuk bekerja baik dengan mencontoh keteladanan Rasulullah. Adapun memotivasi seseorang agar mereka mempunyai motivasi kerja yang baik artinya: kita berusaha menimbulkan kebutuhan tertentu pada dirinya, agar tingkah laku mereka tertuju pada yang dikehendaki.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Untuk menghadirkan seorang pemimpin ideal sebagaimana disampaikan di atas penting kita perhatikan salah satu unsur penting dalam pembentukan seorang pemimpin yaitu karakter. Karakter Pokok dibedakan atas tiga bagian penting, yaitu Karakter Dasar, Karakter Unggul dan Karakter Pemimpin. Karakter Dasar menjadi inti dari Karakter Pokok. Karakter ini ditopang oleh tiga nilai yang menjadi sifat dasar manusia; yaitu tidak egois, jujur, disiplin. Cukup dengan memiliki ketiga nilai ini, seorang sudah baik mengontrol diri untuk jadi orang baik. Paling tidak, dia sudah sanggup mengurus dirinya sendiri. Karakter Dasar merupakan fondasi. Baik buruknya, maju mundurnya, santun liarnya serta dermawan tamaknya seseorang ditentukan dari sini.

Karakter Pokok kedua, Karakter Unggul, dibentuk oleh tujuh sifat baik, yaitu; ikhlas, sabar, bersyukur, bertanggungjawab, berkorban, perbaiki diri, sungguh-sungguh. Ketujuh sifat baik ini harus dilatih sehingga menjadi perilaku sehari-hari. Bagi yang karakter dasarnya sudah terdidik, pembentukan karakter unggul menjadi lebih mudah. Dia sudah memiliki modal yang kuat. Sementara Karakter Pokok ketiga, Karakter Pemimpin, memiliki sembilan nilai pembentuk, yaitu: adil, arif, bijaksana, kesatria, tawadhu, sederhana, visioner, solutif, komunikatif, dan inspiratif. Sama seperti karakter-karakter sebelumnya kesembilan nilai pembentuk Karakter Pemimpin harus dilatih dan dididik sehingga menjadi aktivitas keseharian. Tentu saja keberhasilan pembentukan Karakter Pemimpin, amat bergantung pada pembentukan dua karakter pokok lainnya, yaitu: Karakter Dasar dan Karakter Unggul.

Jama’ah sidang Jum’ah rahimakumullah

Dalam hal ini terdapat kisah inspiratif dari karakter seorang Hoegeng Imam Santoso. Sosok Hoegeng mungkin tidak asing terdengar di telinga kita. Saat Gus Dur menjadi Presiden RI, dia berkata: “Hanya dua orang polisi yang tidak bisa disogok. Polisi tidur dan Hoegeng”. Ketika kelompok Petisi 50 mengadakan rapat di kediaman Ali Sadikin, yang mempunyai rumah terkaget-kaget karena tidak jarang Hoegeng hanya naik bajaj. Yang bahkan untuk membayar PBB pun, Ali Sadikin ketika menjabat Gubernut DKI pernah membantu melunasinya.

Ketika ditugasi Kepala Bareskrim Sumatera Utara (Sumut), sikap Hoegeng memperlihatkan sosok dirinya. Ketika itu, Sumut terkenal dengan mafianya. Di hari pertama kedatangannya, Hoegeng disambut cara khas mafia. Rumah pribadi dengan perlengkapan serta mobil telah disediakan cukong-cukong perjudian. Hoegeng menolak dengan cara tinggal di hotel sebelum dapat rumah dinas. Namanya mafia tidak boleh mati angin. Saat rumah dinas tersedia, sebelum Hoegeng datang, rumah itu telah dipenuhi perabotan. Hoegeng memberi ultimatum agar barang-barang itu diambil kembali. Karena tidak digubris, akhirnya perabotan itu dikeluarkan dan diletakkan di tepi jalan di depan rumah dinasnya. Kota Medan gempar. Baru pertama kali ada seorang pejabat polisi tidak mempan disogok.

Mengapa Hoegeng teguh pada pendirian untuk bersih, tidak korup, tidak takut dan terbuka? “Yang penting dalam kehidupan manusia adalah kehormatan. Jangan merusak nama baik dengan perbuatan yang mencemarkan”, kata bapaknya yang sampai akhir hayatnya tidak punya tanah dan rumah pribadi. Bagaimana kata-kata itu tidak berpengaruh karena bapaknya yang sampai akhir hayatnya tidak punya tanah dan rumah pribadi. Bagaimana kata-kata itu tidak berpengaruh karena bapaknya juga seorang pejabat. Bukan pejabatnya yang jadi soal. Tetapi kekuasaan yang dipegang bapaknya tidak membuat lupa diri. Ayah Hoegeng adalah Sukario Hatmojo, pernah jadi Kepala Kejaksaan di Pekalongan.

Sosok Hoegeng terbayang. Tidak terasa rasa rindu akan pemimpin seperti ini memantul-mantul. Dalam kondisi carut marut begini, kata-kata Hoegeng jadi amat patut direnungkan: “Pemerintah yang bersih harus dimulai dari atas. Seperti halnya orang mandi, guyuran air untuk membersihkan diri selalu dimulai dari kepala”. Hoegeng pun berkata yang kemudian ini jadi kata-kata yang selalu mengingatkan sosok Hoegeng: “It’s nice to be important. But’s more important to be nice” (Baik menjadi orang penting. Tapi yang lebih penting adalah jadi orang baik).

Jama’ah sidang Jum’at Rahimakumullah

Dalam bahasa Arab, pengertian yang sama dengan hakikat manajemen adalah al-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata dabbara (mengatur). Allah SWT berfirman:

يُدَبِّرُ الْأَمْرَ مِنَ السَّمَاءِ إِلَى الْأَرْضِ ثُمَّ يَعْرُجُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ أَلْفَ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ

Artinya: “Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seibu tahun menurut perhitunganmu” (QS. Al Sajdah: 5)

Dari isi kandungan ayat di atas dapatlah diketahui bahwa Allah Swt. adalah pengatur alam (manajer). Keteraturan alam raya merupakan bukti kebesaran Allah Swt. dalam mengelola alam ini. Namun, karena manusia yang diciptakan Allah Swt. telah dijadikan sebagai khalifah di bumi, maka dia harus mengatur dan mengelola bumi dengan sebaik-baiknya sebagaimana Allah mengatur alam raya ini. Istilah lain dari kata manajemen dalam Bahasa Arab adalah kata idarah, yaitu suatu keadaan timbal baik, berusaha supaya menaati peraturan yang telah ada. Idarah dalam pengertian umum adalah segala usaha, tindakan dan kegiatan manusia yang berhubungan dengan perencanaan dan pengendalian segala sesuatu secara tepat guna.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Asal penemuan ilmu manajemen itu bermula dari timbulnya berbagai macam persoalan yang berhubungan dengan bisnis sehingga berkembang menjadi sebuah ilmu untuk mencapai berbagai macam tujuan. Namun kini, manajemen bukan hanya sebatas mengatur bisnis, tapi bidang lain seperti pendidikan, juga perlu menajemen. Allah Swt. berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 282:

وَلَا يَأْبَ الشُّهَدَاءُ إِذَا مَا دُعُوا ۚ وَلَا تَسْأَمُوا أَنْ تَكْتُبُوهُ صَغِيرًا أَوْ كَبِيرًا إِلَىٰ أَجَلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ أَقْسَطُ عِنْدَ اللَّهِ وَأَقْوَمُ لِلشَّهَادَةِ وَأَدْنَىٰ أَلَّا تَرْتَابُوا ۖ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً حَاضِرَةً تُدِيرُونَهَا بَيْنَكُمْ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَلَّا تَكْتُبُوهَا

Artinya: “…. Dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya, yang demikian itu lebih baik di sisi Allah dan lebih dapat menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguan (tulislah mu’amalah itu) kecuali jika mu’amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu maka tidak ada dosa bagi kamu jika kamu tidak menulisnya”. (QS . Al-Baqarah: 282)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Menurut pandangan Islam ada empat landasan untuk mengembangkan manajemen, yaitu: kebenaran, kejujuran, keterbukaan, dan keahlian. Seorang manajer harus memiliki empat sifat utama itu agar manajemen yang dijalankan mendapatkan hasil yang maksimal. Yang paling penting dalam manajemen berdasarkan pandangan Islam adalah harus ada jiwa kepemimpinan. Kepemimpinan menurut Islam merupakan faktor utama dalam konsep manajemen. Dan salah satu keahlian dan seni yang menjadi pembeda antara leader atau bukan adalah; kemampuannya untuk menganalisa potensi bawahannya dan menempatkan beban tugas yang sepadan dengan kemampuan bawahannya sehingga muncul solusi yang paling tepat, efektif, dan efisien. Allah berfirman dalam Al-Quran:

قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَىٰ شَاكِلَتِهِ فَرَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَنْ هُوَ أَهْدَىٰ سَبِيلًا

Artinya: “Katakanlah (wahai Muhammad): “Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing masing”, maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya”. (QS. Al-Isra’ [17]: 84)

Dalam hadits disebutkan:

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ: بَيْنَمَا النَبِيُّ صَلَّى للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْ مَجْلِسٍ يُحَدِّثُ القَوْمَ جَاءَهُ أَعْرَابِيٌّ فَقَالَ مَتَى السَّاعَةُ فَمَضَى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحَدِّثُ فَقَالَ بَعْضُ القَوْمِ سَمِعَ مَا قَالَ فَكَرِهَ مَا قَالَ وَقَالَ بَعْضُهُمْ بَلْ لَمْ يَسْمَعْ حَتَّى إِذَا قَضَى حَدِيْثَهُ قَالَ أَيْنَ أَرَاهُ السَّائِلُ عَنِ السَّاعَةِ قَالَ هَا أَنَا يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ فَإِذَا ضُيِّعَتْ الأَمَانَةُ فَانْتَظِرِ السَّاعَةِ قَالَ كَيْفَ إِضَاعَتُهَا قَالَ إِذَا وُسِدَ الأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةِ. (رواه البخاري)

Artinya: “Dari Abu Hurairah Ra. berkata: ketika Rasulullah Saw. sedang berada di dalam sebuah majelis, saat itu beliau tengah berbincang dengan kaum, lalu datanglah seorang Arab baduwi. Orang itu bertanya, “Kapan kiamat tiba?”. Rasulullah Saw. tetap saja berbincang dengan kaum tersebut. Sebagian kaum yang mendengar pertanyaan si Arab baduwi itu merasa tidak senang dengan pertanyaan si Arab itu, sebagian lainnya tidak mendengar pertanyaan si Arab tersebut. Tatkala Rasulullah Saw. selesai berbincang, beliau bersabda, “Siapa yang bertanya tentang kiamat tadi?” Orang Arab baduwi menjawab, “Saya, ya Rasulullah”. Rasul bersabda, “Jika amanat telah disia-siakan, maka tunggulah datangnya kiamat”. Si Arab itu bertanya lagi, “Bagaimana bentuk disia-siakannya sebuah amanat itu?”. Rasulullah Saw. menjawab, “Jika sebuah urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahli di bidangnya, maka tunggulah datangnya kiamat.” (HR. Bukhari).

Harus dicatat, bahwa sesungguhnya diri kita semuanya sejatinya merupakan seorang pemimpin, maka dalam mewujudkan kehidupan yang “terang-benderang” sekaligus memerdekakan manusia dari segala bentuk kesulitan dan permasalahan merupakan tugas kita bersama, kuncinya adalah dengan menerapkan Islam dan syariahnya secara total juga menyeluruh serta meneladani dan melaksanakan pola kepemimpinan yang telah dipermisalkan oleh Rasulullah Saw., hingga tujuan kesejahteraan dan keselamatan di dunia dan akhirat dapat benar-benar tercapai.

Semoga Allah Swt. senantiasa memberikan taufik dan hidayah-Nya sehingga kita bisa mewujudkan tujuan yang mulia ini. Aamiin.

بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني وإيّاكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم وتقبّل الله منّي ومنكم تلاوته إنَّه هو السميع العليم

أقول قولي هذا وأستغفر الله العظيم لي ولكم و لسائر المسلمين والمسلمات فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم

KHUTBAH KEDUA

الحمد لله على إحسانه والشكر له على توفيقه وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن سيدنا محمد عبده ورسوله الداعي إلى رضوانه. اللهم صل على سيدنا محمد وعلى أله وأصحابه وسلم تسليما كثيرا، أما بعد

فيا أيها الناس اتقوا الله فيما أمر وانتهوا عما نهى واعلموا أن الله أمركم بأمر بدأ فيه بنفسه وثني بملائكته بقدسه. وقال تعالى: إن الله وملائكته يصلون على النبى يا أيها الذين امنوا صلوا عليه وسلموا تسليما. اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد وعلى أنبيائك ورسلك ملائكة المقربين وارض اللهم عن الخلفاء الراشدين أبي بكر وعمر وعثمان وعلي وعن بقية الصحابة والتابعين وتابعي التابعين لهم بإحسان إلى يوم الدين وارض عنا معهم برحمتك يا أرحم الراحمين

اللهم اغفر للمؤمنين والمؤمنات المسلمين والمسلمات الأحياء منهم والأموات اللهم أعز الإسلام والمسلمين وأذل الشرك والمشركين وانصر عبادك الموحدين وانصر من نصر الدين واخذل من خذل المسلمين ودمر أعداء الدين واعل كلماتك إلى يوم الدين. اللهم ادفع عنا البلاء والوباء والزلازل والمحن وسوء الفتنة ما ظهر منها وما بطن عن بلدنا إندونيسيا خاصة وسائر بلدان المسلمين عامة يا رب العالمين. ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار. ربنا ظلمنا أنفسنا وإن لم تغفر لنا وترحمنا لنكونن من الخاسرين

عباد الله إن الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى وينهي عن الفحشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلكم تذكرون فاذكروا الله العظيم يذكركم واشكروه على نعمه يزدكم ولذكر الله أكبر

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *