PPIKPM.GONTOR.AC.ID, BOGOR — Alumni Kulliyatul Mu’allimin al-Islamiyyah (KMI) Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) Bogor Raya lintas marhalah (angkatan) menggelar pengajian bulanan bertema “Pilpres dan Pileg dalam Fenomena Korupsi dan Politik Praktis” dengan narasumber mantan komisioner KPK, H. Adnan Pandu Praja SH, LLM., di kediaman Ustadz Asqo Arafat, ruang serbaguna Multi Teknik CV, Bogor Barat, Kota Bogor, Jum’at (26/10). Pengajian ini dihadiri oleh alumni Gontor lintas angkatan dari beberapa daerah seperti Bogor, Depok, Jakarta, Sukabumi, Cianjur, Cirebon, dan Pekalongan.
Menurut koordinator Pengajian Bogor Raya Lintas Marhalah Ustadz Ahmad Tavip Budiman, M.Si., kegiatan bulanan ini dilakukan guna meningkatkan ukhuwwah islamiyyah sesama alumni baik senior maupun junior sebagaimana yang diamanatkan dalam panca jiwa PMDG. Selain itu, lanjutnya, kegiatan ini diharapkan dapat men-charge para alumni yang memiliki beragam profesi untuk tetap memberikan kontribusi yang baik bagi umat. “Kami sadar bahwa para alumni ini berbeda angkatan dan masing-masing memiliki beragam profesi, maka itu perlu disinergikan dengan pengajian bulanan untuk memberikan kontribusi yang positif bagi umat dan bangsa dalam peran mereka di masyarakat,” tutur alumni Gontor tahun 1989 dan Ketua Fananie Center Bogor Raya ini.
Adnan Pandu Praja pun menyambut baik pengajian bulanan ini. Ia bersedia menjadi narasumber pada pengajian yang digelar sejak tahun 2016 ini. Ia menegaskan, para alumni harus memiliki peran dalam pembangunan bangsa. Peran yang bisa diambil sangat banyak, baik di eksekutif, legislatif, yudikatif; menjadi komisioner di KPK, KPU, dan KPUD; maupun menulis di media atau buku. Jadi, terangnya, medan juang itu sangat terbuka lebar dan banyak pintu. “Kita harus memiliki peran dalam pembangunan bangsa ini. Tidak mesti harus menjadi legislatif atau eksekutif saja karena banyak peran yang bisa kita ambil untuk kemajuan bangsa ini,” terang mantan Kompolnas selama dua periode itu.
Pandu yang pernah menjabat sebagai Wakil Ketua KPK ini mengingatkan agar ketika kita menjadi pemimpin maka harus menjadi contoh di semua hal. Integritas, istiqamah, independen, dan zuhud sangat penting dalam kehidupan seorang pemimpin. Kealpaan akan hal-hal tersebut, lanjutnya, menjadikan banyak kepala daerah dan anggota legislatif tersangkut korupsi sehingga harus tinggal di balik jeruji besi. “Cermati di depan. Ada risiko apa saja. Sadari bahwa ketika kita memulai karir sebagai negarawan maka berakhir karir kita sebagai politikus, bukan sebaliknya,” pesannya.
Maraknya kasus-kasus korupsi dan Operasi Tangkap Tangan (OTT) pejabat oleh KPK menurutnya karena korupsi masih jadi persoalan bangsa bahkan dunia. Ia pun berpesan agar kita tidak menghabiskan energi mencaci para koruptor. Ambil hikmahnya dan koreksi diri serta pastikan harta yang kita peroleh itu halal, harta yang kita gunakan untuk menafkahi keluarga juga halal. “Jangan mem-blame orang-orang seperti itu. Sedang kita tidak peduli dan lalai dengan diri kita dan keluarga kita sendiri,” ingatnya.
Lebih lanjut Pandu mengingatkan bahwa peran kita tidak cukup hanya melakukan pemilihan dalam pemilihan umum atau pemilihan kepala daerah. Seyogyanya para alumni dapat memanfaatkan perannya untuk memantau proses jalannya pemerintahan dengan memberikan masukan-masukan yang membangun. Misalnya, dalam penerbitan peraturan daerah atau perda. Mestinya kita dapat menghadirkan perda-perda yang ramah dengan umat. Ia mencontohkan maraknya toilet umum tanpa sekat sehingga saat buang air kecil kemaluan dapat terlihat oleh orang di sebelahnya. Ini kan, lanjutnya, mesti jadi perhatian dengan ada perda yang mengatur hal itu. “Tidak cukup mendukung di awal atau coblos saja. Namun juga harus memantau dan berbuat lebih jauh lagi. Itu namanya kontribusi,” tegas pria kelahiran Jakarta, 14 Januari 1960, itu.
Acara yang digelar mulai pukul 19.00 hingga 23.30 ini dimoderatori oleh praktisi hukum Muhammad Shobirin, S.H., dan dimulai dengan pembacaan ayat suci al-Qur’an Surat Al-Kahfi 1-15. Selain itu, dalam acara ini juga dinyanyikan Lagu Indonesia Raya serta Hymne Oh Pondokku yang dipimpin oleh Panglima Agung Kerabat Kesultanan Padjajaran Banten H. Jajat Munajat, Lc., MBA.