Oleh: H. Agus Maulana
Jogja selalu Istimewa. Banyak tokoh dan peristiwa penting di negeri ini yang lahir dan digagas dari Jogjakarta. IKPM Gontor pun lahir dari Jogja, yakni ketika KH Imam Zarkasyi menghadiri Kongres Muslimin Indonesia tahun 1949 dan bertemu dengan berbagai utusan daerah di antaranya Idham Chalid dari Kalimantan yang juga alumni Gontor. Tadi malam, Selasa, 20 Februari 2018, mulai pukul 19.30 WIB, bertempat di Aula Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan Kampus 4, berlangsung acara yang sangat istimewa.
Sarasehan bersama budayawan kondang Emha Ainun Najib, dihadiri oleh 500-an peserta dari kalangan alumni dan wali santri. Sekaligus Pelantikan Pengurus Forum Bisnis (Forbis) IKPM Gontor wilayah Jogjakarta. Ini adalah pelantikan Forbis wilayah ke-2 setelah Jambi. Menjadi istimewa karena dihadiri oleh seluruh jajaran Ketua Forbis Pusat, mulai dari ketua umum, ketua 1, 2, dan 3 serta beberapa jajaran pengurus pusat. Dalam sambutannya, Ketua Umum Forbis Pusat, H. Agus Maulana mengajak para alumni dan wali santri khususnya yang bergerak di bidang bisnis, untuk memanfaatkan momentum kehadiran Forbis ini untuk penguatan ekonomi ummat.
Forbis IKPM Gontor Wilayah Jogja merupakan sebuah contoh positif bagaimana membangun pola komunikasi antarberbagai potensi dan rentang usia alumni yang ada di lingkungan IKPM cabang. Tadi malam terlihat jelas bagaimana para senior dan sesepuh yang kebetulan banyak dari kalangan akademisi dan pengusaha seperti Prof. Dr. Siswanto, Prof. M. Hawin dan lain-lain sangat aktif mensupport. Lapis kedua adalah para alumni marhalah 80 dan 90-an, yang dikomandani oleh Baharudin Harahap, Fachrurozi, Luthfi Yuniarto, Pongki, Thanthowi UAD. Mereka menjadi jembatan antara para junior dengan senior. Dan tentunya populasi anggota IKPM yang cukup besar dari kalangan fresh graduate Gontor yang berstatus sebagai mahasiswa maupun pengusaha pemula menjadi modal besar untuk menggerakkan organisasi IKPM maupun Forbis. Sinergi antarlapisan alumni dengan berbagai potensinya ini, berhasil dirajut oleh rekan-rekan Jogja dengan baik.
Forbis Jogja dikomandani oleh Denny Neilment, entrepreneur muda owner Kedai Kopi Espresso yang punya beberapa cabang. Seorang Barista yang piawai meracik berbagai kopi pilihan dan aktif membina petani kopi di kawasan Merapi. Jajaran pengurus dan anggota Forbis Jogja ini meliputi berbagai bidang bisnis, mulai dari kuliner, travel umroh dan haji serta wisata, IT dan programmer, rental mobil, supplier alkes, dan lain-lain. Dengan dukungan para senior dan tenaga muda, kita berharap pengurus Forbis Wilayah Jogja bisa berkiprah lebih optimal untuk kemaslahatan bersama.
Tadi malam menjadi lebih istimewa karena Emha Ainun Najib, mengupas tuntas terkait potensi dan harapan dari Forbis. Dimulai dari menata mindset santri dan alumni agar berdaulat. Kedaulatan dalam berfikir dan bersikap, menuju pada kedaulatan ekonomi. Kelemahan ummat dalam bidang ekonomi bermula dari sikap apriori terhadap persoalan-persoalan seperti bisnis, politik, dan lain-lain. Mereka masih beranggapan bahwa yang mengantarkan ke surga adalah kegiatan seperti mengaji dan membangun masjid. Sementara membangun hotel, membangun bisnis, berdagang, tidak berkaitan langsung dengan surga. Mempelajari fikih dan tafsir lebih utama daripada belajar matematika dan biologi. Padahal sejatinya kita belajar tentang sunnatullah dan makhluk-makhluk ciptaan Allah. Gontor punya modal besar untuk bergerak dan menggerakkan. “Saya punya harapan besar dengan Gontor. Semoga melalui IKPM dan Forbis peran itu terus bisa dioptimalkan,” harap Emha.
Red: Mujib Abdurrahman