Samarinda–Pimpinan Pusat Ikatan Keluarga Pondok Modern (PP IKPM) Gontor berkunjung ke Kalimantan Timur guna melantik Pengurus Baru IKPM Cabang se-Kalimantan Timur (Samarinda, Balikpapan, Bontang, Kutai Timur, Kutai Kartanegara, Paser dan Penajam Paser Utara, Berau) periode 2021-2026. Acara ini bertempat di Auditorium Kanwil Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Timur Auditorium,22 Dzulhijjah UINSI Samarinda, Samarinda pada Rabu, 20 Oktober 2021.
Acara ini dihadiri oleh Pimpinan Pusat Ikatan Keluarga Pondok Modern (PP IKPM), Rektor UINSI Samarinda yang diwakilkan oleh Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi dan Bisnis yakni Al- Ustadz Akhmad Nur Zaroni, M.Ag, dan segenap alumni Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) yang berada di Kalimantan Timur.
Al-Ustadz Imam Wahyudi, S.Pd.i selaku Ketua IKPM Cabang Kalimantan Timur dalam sambutannya mengatakan, “Besar Amanah yang dipegang, namun di sisi lain, hati mengatakan suatu kesyukuran kita diamanahi oleh para alumni dalam rangka I’laan li kalimatillah. IKPM sebagai wadah dan kancah untuk meningkatkan potensi alumni Pondok Modern Darussalam Gontor sehingga kita ingin kedepannya lebih maju dan lebih baik. Oleh karena itu, kita marilah Bersama-sama melaksanakan Amanah dengan penuh ikhlas, jujur dan tanggung jawab, untuk itu kami mohon doa sehingga kami bisa menjalankan amanat sesuai visi dan misi yang ditentukan dan direncanakan.”
Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Rektor UINSI Samarinda yang diwakilkan oleh Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi dan Bisnis yakni Al- Ustadz Akhmad Nur Zaroni, M.Ag, dalam sambutannya beliau mengatakan bahwa ini adalah pertama kali acara Gontor di UINSI Samarinda. Tidak ada ikatan lebih kuat selain ikatan alumni Gontor, karena alumni Gontor ikatannya tidak sebatas Angkatan, lintas angkatan bahkan lintas generasi.
Sambutan yang terakhir disampikan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pondok Modern (PP IKPM) yang diwakili oleh Al Ustadz H. Saepul Anwar, M. Pd. Dalam sambutannya beliau menyampiakan, Bahwasanya “Hari ini adalah liqoul mahabbah, yang mana terdapat banyak alumni berkumpul menjalin ukhuwah islamiyah. Dalam sejarahnya, IKPM terbentuk pada tahun 1949, yang bermula saat KH Imam Zarkasyi melihat beberapa rombongan alumni gontor, yang kebetulan akan pergi ke suatu acara di Yogyakarta. Kemudian, dalam acara memperingati Seperempat Abad Gontor tahun 1951 diadakanlah rapat perdana pengurus IKPM Gontor, pada saat itu KH Ahmad Sahal mengumumkan bahwasanya Pondok Modern Darussalam Gontor bukanlah milik pribadi namun milik Ummat Islam yang tanggung jawabnya diserahkan kepada Alumni Pondok Modern Darussalam Gontor yaitu IKPM. IKPM adalah organisasi yang luar biasa, karena bertanggung jawab atas keberlangsungan Pondok Modern Darussalam Gontor, maka ini adalah suatu amanah yang besar bagi para alumninya. Peran IKPM sangatlah luar biasa, karena alumni merupakan tangan panjang pimpinan yang berperan untuk menyentuh hati masyarakat secara langsung. Saat ke Gontor kita akan disambut dengan kata “Ke Gontor Apa Yang Kau Cari ?” Setelah menjadi santri akan meningkat menjadi “Di Gontor Apa Yang Kau Dapat ?” Setelah menjadi alumni berubah menjadi “Ke Gontor Apa Yang Kau Beri ?”. Artinya, dipundak IKPM lah amanah yang sangat besar diberikan guna menyambung Ukhuwah Islamiyah. IKPM Gontor untuk Gontor, bukan Gontor untuk IKPM. Untuk itu kegiatan yang dilaksanakan oleh IKPM sebaiknya dikembangkan sebagai pokja PP IKPM untuk membina alumni di bidang masing masing, dan alhamdulillah peran IKPM dari tiap cabang sudah mulai tampak. Sekarang Gontor sudah memiliki 20 Cabang Putera maupun Puteri, dengan banyaknya Cabang Gontor yang ada, tentunya tidak menurunkan kwalitas pondok, dan setiap cabangpun memiliki kwalitas yang sama, karena pondok menggunakan sistem Centrelized Management, yang mana segala keputusan yang ada di Gontor Pusat dan Cabang seluruhnya berasal dari pimpinan. Harapannya Gontor dapat membuka cabang lebih banyak lagi. Motto anak Gontor “Almuhafadzotu alal qiyam Wattagyir ilal Kamal” Diibaratkan Nilai- nilai adalah angka 1 (satu) Segala perubahan adalah angka 0 (nol) maksudnya ialah Perubahan berlandaskan nilai-nilai akan tetap bermakna, namun apabila melipakan landasan nilai maka tidak akan berarti apa-apa, wakaf dan hadiah terbesar pondok Gontor kepada para alumni adalah nilai-nilai pondok yg ditanamkan dalam kepribadian para santrinya.” Dan diakhir sambutannya beliau menyampaikan “Beruntunglah kita pernah menjadi bagian dari Gontor, dan jangan pernah menyesal pernah masuk ke Gontor.”